Thursday, April 30, 2009

Musik Lawas Indonesia | Dodo Zakaria

(Denny Sakrie/KPMI )

Kawan seandainya dunia ini tak lagi berputar yah, habislah kita terkubur'
semua kembali menghadap yang Esa
lalu kemana kita akan ditempatkan sebagai imbalan?
surga atau neraka?
coba tanyakan pada hati yang paling dalam
sudah cukupkah bekal untuk kesana nanti?

Penggalan lirik lagu Lalu Kemana yang ditulis dan dinyanyikan Dodo Zakaria berduet dengan Vina Panduwinta kembali terngiang-ngiang di kepala saya manakala mendengar berita berpulangnya Dodo Zakaria pada Senin 22 Oktober 2007, jam 15.40 WIB di Rumah Sakit Pertamina Jakarta. Lagu yang terdapat pada album solo perdana Dodo Zakaria bertajuk Malissa itu, tanpa terasa telah genap 21 tahun.

Almarhum Dodo Zakaria Sujadi yang dilahirkan 7 Juli 1960 itu patut diakui acapkali menorehkan sejumput lirik yang memiliki kedalaman makna, walau pun ia terkadang menjejalkan lirik yang cenderung berkonotasi jenaka. Contoh yang paling tepat adalah tembang Lalu Kemana, yang seolah diciptakannya untuk mengiringi kepergiannya menghadap Sang Khalik.

Tak syak lagi, Dodo Zakaria merupakan seniman musik yang terampil dan piawai. Dia adalah pianis yang mumpuni. Dia juga komposer yang andal. Lihatlah, nyaris sebahagian besar penyanyi sohor negeri ini telah menyanyikan karya-karya Dodo mulai dari genre pop hingga rock sekalipun, seperti Vina Panduwinta, Utha Likumahuwa, Kiki Maria, Dian Pramana Poetra, Deddy Dhukun, Achmad Albar, Nicky Astria, Neno Warisman, Fariz RM, Malyda, Euis Darliah, dan Gito Rollies. Artis lainnya yang juga menyayikan karya almarhum, adalah Deddy Stanzah, Tika Bisono, Lydia & Imaniar, Peter F Gontha, Syaharani, Iis Dahlia, January Christy, Andi Meriem Mattalatta, Chrisye, Grace Simon, Emiliia Contessa, Irianti Erningpraja, Ismi Aziz, Henry Manuputty, Molluccas, Glen Fredly, dan Ratu. Sebagian di antaranya menjadi hit besar, seperti Di Dadaku Ada Kamu dan Kumpul Bocah melalui Vina Panduwinata maupun Esokkan Masih Ada dan Mereka Bukan Kita dari Utha Likumahuwa.

Bina Musika
Denting dan alunan musik telah menyita perhatian Dodo Zakaria sejak kecil. Instrumen piano yang elegan merupakan tambatan hati Dodo dalam bermusik. Dodo tak hanya menyukai musik klasik, tapi juga menyimak pop, rock, bahkan yang beraroma tradisional. Kesenangannya terhadap musik kian berbuncah, ketika Dodo ikut bergabung dalam Bina Musika yang diasuh oleh Agus Rusli dan Obby. Dalam Bina Musika, Dodo lalu tergabung dalam sebuah Combo Band yang sempat tampil secara berkala di TVRI. Formasi Combo Band ini adalah Dodo Zakaria (keyboard), Erwin Gutawa (bass,piano), Yoyok (saxophone), dan Cendy Luntungan (drum). Kelak, keempat pemusik belia ini menjadi bagian dalam kancah musik tanah air.

Beruntung, Dodo Zakaria memiliki orang tua yang memberikan restu bermain musik pada anaknya. Ketika masih duduk di bangku SMP, dia telah diajak bergabung dalam grup rock asal Malang, Ogle Eyes, yang didukung almarhum Mickey Michael Merkelbach dan Lexy Rumagit. Dodo memang juga sangat menyukai musik rock. Ia pun sangat mengagumi jago keyboard, seperti Jon Lord dari Deep Purple, hingga Keith Emerson dari Emerson Lake & Palmer.

Tak hanya rock, Dodo pun mulai mencicipi musik jazz dengan bergaul dalam komunitas Jopie Item, Abadi Soesman, Wempy Tanasale, Alex Faraknimela, dan Karim Suweilleh. ''Saya kagum dengan mereka. Mungkin, karena mereka mampu memadukan jazz dan rock dengan bagus,'' tutur Dodo Zakaria. Ketika duduk di bangku SMA, Dodo mulai bermain di klab-klab malam yang tumbuh bak jamur di Jakarta, seperti Latin Quarter, LCC, hingga Tropicana. Saat itu ia bergabung bersama Emmand Saleh (gitar), Opop (drum), serta Roedy Damhudi (vokal).

Suatu ketika, di saat manggung di klab LCC, tiba-tiba Dodo dikunjungi pemusik Billy J Budiardjo yang saat itu tengah mencari seorang pianis untuk mendukung album perdana Ebiet G.Ade di tahun 1978. ''Saya meminta pada Billy agar dicarikan pemain piano yang memiliki nuansa klasik,'' tutur Ebiet G Ade. Dan, setelah melihat permaianan pianonya, Ebiet langsung merasa cocok. Jika Anda menyimak permainan akustik piano yang bening pada lagu Berita Kepada Kawan, Camellia 1, dan Lagu untuk Sebuah Nama milik Ebiet G Ade, maka itulah permainan piano Dodo Zakaria.

Sejak saat itulah, Dodo mulai banyak tampil sebagai pianis, arranger, bahkan komposer pada sederet artis yang bernaung di bawah bendera Jackson Records & Tapes, seperti Kiki Maria, Vina Panduwinata, Utha Likumahuwa, Franky & Jane, Henry Manuputty, Dian Pramana Poetra, dan banyak lagi.

Masuk Jazz Rock
Menguak dasawarsa 80-an, Dodo kembali terkait dalam sebuah grup band. Kali ini sebuah band bernuansa jazz rock dengan dominasi alat tiup yang kemudian diberi nama Drakhma. Drakhma yang diambil dari nama mata uang Yunani ini terdiri dari Dodo Zakaria (keyboard), Dani Mamesah (drum), Ricky Basuki (vokal), Rudy Gagola (bass), Giedon Tengker (gitar), Wawan Tagalos (trombone,flute), Chalik (saxophone) dan Eddy (trumpet), serta sederet penyanyi latar wanita: Rieta Amelia, Uce Anwar, Christine Budiardjo, Daisy Maengkom, dan Eva Diana Sari. Kelompok ini sempat merilis tiga album masing-masing bertajuk Hari Esok, Citra Bahagia, dan Tiada Kusadari.

Sayangnya, memasuki 1985 formasi Drakhma yang juga sempat didukung Jelly Tobing dan Ekki Soekarno, ini, mengalami keretakan. Dani Mamesah dan Ricky Basuki membentuk kelompok Niagara. Rudy Gagola dan Rieta Amelia bersolo karier, dan Dodo Zakaria diajak bergabung dalam grup rock God Bless. Sayangnya, ketika bergabung bersama Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, dan Teddy Sujaya, God Bless lebih sering menyanyikan lagu-lagu mancanegara milik Def Leppard, Kiss, Bon Jovi, Van Halen, Autograph, Opus, dan lain sebagainya. Karena tak memiliki aura kreatif dalam berkarya, Dodo akhirnya mengundurkan diri dari God Bless.

Dodo akhirnya memang lebih intens dalam berkarya. Lagu-lagunya kian banyak dinyanyikan penyanyi era 80-an hingga 90-an. Ia pun ikut aktif tergabung dalam wadah Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Penata Musik Indonesia (PAPPPRI). Kepeduliannya terhadap perkembangan musik pop Indonesia telah pula diwujudkannya dalam kompetisi bertajuk Indonesia Song Festival 2006 (Insof) yang digagasnya untuk menjaring bakat-bakat baru dalam dunia karya cipta lagu Indonesia.

Dodo Zakaria memang telah pergi untuk selamanya. Namun, karya-karyanya tetap menggema. Di dada kita ada Dodo Zakaria. Di kejauhan terdengar harmoni vokal Lydia dan Imaniar menyanyikan Ironi, lagu yang ditulis Dodo Zakaria dan sahabatnya James F Sundah :
Kucoba untuk dapat menerima semua kodrat ini
sampai di batas waktu yang ku sendiri pun
tak pernah tahu.

DISCOGRAFI :
Album Solo
1.Malissa (Aquarius Musikindo 1986)
2.D.D.O (Atlantic Records 1990)
3.20 Karya Sukses Dodo Zakaria (Union Artist 1990)
4.A Touch Of Dodo Zakaria (Target Pop - Unreleased)

Bersama Drakhma
1.Hari Esok (Sky Record 1980)
2.Citra Bahagia (Sky Records 1982)
3.Tiada Kusadari (RCA Records 1984)

Penata Musik
1.Pelangi - Deddy Stanzah (Sky Record 1979)
2.Citra Pesona - Vina Panduwinata (Jackson Records 1983)
3.Aku - Rieta Amelia (Union Artist 1984)
3.Lorong-lorong Hitam - Jayanthi Mandasar (Bens & Olympindo 1985)
4.Imajinasi Titi Dwijayati (Jackson Records 1985)
5.Esok Milik Kita - Kiki Maria (Jackson Records 1985)
6.Catatan Si Boy (Team Records 1987)
7.Goyah - Gito Rollies (Sokha 1988)
8. Duet Plus (Eka Records 1988)
9. Dengar-dengarlah, Jawab-jawablah (Atlantic Record 1989)
10 Kolaborasi- Peter F Gontha (HP Records/Musica Studio 2000)

Album Kompilasi
1.Festival Lagu Populer Indonesia 1982 (DD Records)
2.Festival Lagu Populer Indonesia 1985 (Irama Asia Records)
3.Kharisma Indonesia (Atlantic Records 1989)

Music Score
1. Idola Remaja, PT Rapi Film (1985)
2. Catatan Si Boy, PT Bola Dunia Film (1987)
3. Tatkala Mimpi Berakhir, PT Virgo Putra Film (1987)
4. Cinta Anak Zaman, PT Virgo Putra Film (1988)
5. Terang Bulan di Tengah Hari, PT Rembulan Semesta (1988 )

Sumber : Republika, Senin, 29 Oktober 2007



Komentar :

ada 9 Komentar ke “Musik Lawas Indonesia | Dodo Zakaria”
Unknown said...
pada  

Bagi saya cuma ada 3 musisi jenius di Indonesia:

JOCKIE SOERJOPRAJOGO
FARIZ ROESTAM MUNAF
DODO ZAKARIA

Ade Muhlishin said...
pada  

sebenarnya di Indonesia banyak sekali musisi jenius bro, tapi sayangnya nggak terekpos media ... karena itu berilah apresiasi pada musisi Indonesia yang telah mengharumkan nama Indonesia.

Anonymous said...
pada  

lagu2 Dodo Alm, lagu2 terindah yg pernah ada di dunia musik tanah air...

Anonymous said...
pada  

Bukan mengesampingkan nama besar Jockie, Fariz & Dodo.. mereka pun bisa dikatakan belum tergantikan.. namun masih ada nama Harry Sabar, Indra Lesmana atau Adi Adrian & Yovie Widianto untuk generasi berikutnya.. atau juga Is Haryanto & Rinto Harahap meski jenis musik pasarnya berbeda..

Kulup S said...
pada  

Di angkatan dodo zakaria, yg saya kagumi dengan permainan tuts2nya ya dodo zakaria, yockey s, chandra darusman, n fariz

Anonymous said...
pada  

Ternyata juga album dan warna klasik 4 volume pertama Ebiet G. Ade dimainkan oleh Dodo semuanya.....

Anonymous said...
pada  

Nice answer back in return of this question with genuine arguments and telling the whole thing regarding that.


Here is my site , ,

chenlili said...
pada  

canada goose outlet
canada goose jackets
yeezy shoes
coach factory outlet
valentino outlet store
ray ban sunglasses
pandora bracelet
mlb jerseys wholesale
lacoste polo
pandora
20180406wanglili

flora marion said...
pada  

https://sketchfab.com/jessicamike988
http://www.thereminworld.com/user/jessicamike988
https://www.smashwords.com/profile/view/jessicamike988
http://twitxr.com/jessicamike988/with_friends/
http://codepad.org/users/ujoyjulio%40gmail.com

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...