Tuesday, November 4, 2008

Perlananan Musik Benny Soebardja

Oleh: Niantoro Sutrisno/KPMI

Kiprah Benny Soebardja di kancah musik Tanah Air bermula dari sebuah grup bernama The Peels. Aktivitas bermusik The Peels tidaklah panjang, namun demikian grup ini telah menjadi bagian penting perkembangan musik Indonesia yang mampu menembus negeri tetangga, Singapura dan Malaysia.

The Peels pertama kali didirikan pada 1966 oleh Benny Soebardja bersama Gumilang Kentjana Putra, Budhi Sukma Garna (Buce), dan Dedy Budhiman Garna. Keahlian bermusik mereka diekspresikan dari panggung ke panggung di kawasan Jawa Barat.

Sementara itu, kiprah mereka di Singapura bermula ketika para personel The Peels berlibur di negeri Singa itu pada 1967. Dalam masa liburan itu mereka diundang tampil dalam pertunjukan musik bertajuk Panggung Negara. Penampilan mereka yang menawan memikat penonton di negeri itu, sehingga mereka tidak saja tampil di pentas itu, tetapi manggung pula di ajang lain, di antaranya di Wisma House, National Theatre, Hotel Singapura Intercontinental, bahkan tampil di TV dan Radio Singapura.

Karena kesuksesan pertunjukannya itu, The Peels pun ditawari untuk rekaman. Maka meluncurlah sebuah album dengan bintang tamu Karliana Kartasa G berjudul The Peels By Public Demand in Singapore. Album yang direkam dalam format piringan hitam itu, menjadi salah satu bukti bahwa zaman dulu pun grup band Indonesia telah berkiprah di luar negeri atau istilahnya Go International. Sangat disayangkan untuk saat ini melacak keberadaan album tersebut di Indonesia sangat sulit, kalaupun ada tentunya hanya beberapa orang kolektor saja yang memilikinya.

Tambah personel
Pada 1967, seorang personel masuk menambah formasi The Peels, yaitu Soman Loebis. Masuknya Soman telah membawa warna baru bagi grup ini dengan bertambahnya genre musik yang dibawakan, tidak hanya pop, tetapi juga rock, dan psychedelic. Dengan formasi terbarunya yang menjadi lima orang, The Peels dikontrak secara permanen oleh managemen restoran Sea Dragon, sebuah restoran terapung (di atas kapal). Lagu-lagu yang dibawakan pada saat mengisi acara di restoran itu adalah milik The Beatles, John Mayall and Bluesbreaker, Jimi Hendrix, serta lagu milik grup-grup psychedelic Barat masa itu.

Aktivitas bermusik The Peels juga merambah Kuala Lumpur, Malaysia. Di Hotel Eldorado Night Club mereka sempat melakukan pertunjukan, namun tidak lama, karena ada pertikaian rasial saat itu sehingga memaksa The Peels hengkang dari negara itu dan kembali lagi ke Singapura. Jenuh dengan petualangan di negeri seberang, pada 1968, The Peels pulang ke Tanah Air dan melakukan sejumlah konser di beberapa kota besar, seperti Makassar, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan tentunya Bandung. Lagu-lagu cover version milik grup luar masih sering dibawakan dalam setiap pertunjukannya.

Bentuk grup baru
Namun, sayang karena perbedaan visi, The Peels bubar pada 1969. Benny Soebardja (vokal, gitar) dan Soman Loebis (keyboard) kemudian mengibarkan Shark Move, sedangkan personel The Peels lainnya meninggalkan dunia musik. Selain Benny Soebardja dan Soman Loebis personel Shark Move adalah Bhagu Ramchand (vokal), Sammy Zakaria (drum), dan Janto Diablo (bass).

Setahun kemudian (1970) mereka mengeluarkan album perdana Ghede Chokra's (yang baru saja dirilis ulang dalam format CD oleh Shadoks Music, perusahaan rekaman Jerman).

Corak musik Shark Move adalah musik rock dengan sentuhan progresiv yang kental. Warna musik progresiv sangat kentara di lagu My Life. Lagu berdurasi sembilan menit ini kaya dengan chord-chord yang menawan.

My Life tidak saja tembang terbaik di album Shark Move Ghede Chokra's, tetapi juga salah satu lagu rock Indonesia terbaik hingga saat ini. Tidak heran jika album Ghede Chokra's terpilih sebagai salah satu dari 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone.

Dalam upaya menyelamatkan hasil karyanya di Shark Move, di mana pada awal peredarannya dibuat dalam bentuk piringan hitam atau PH, Benny Soebardja telah melakukan remastering di Studio Pendulum Jakarta dengan tujuan untuk menyelamatkan album tersebut yang kemudian dipublikasikan oleh Shadoks Music. Dalam sebuah kesempatan bertemu dengannya di Studio Pendulum saat melakukan remastering, Benny Soebardja mengatakan, ''Album Shark Move ingin saya selamatkan terlebih dahulu, sehingga hasil karya grup itu bisa dinikmati oleh generasi sekarang, karena corak musiknya tidak ketinggalan zaman.''

Kebesaran Shark Move di kancah musik Indonesia tidak bisa bertahan lama, karena bubar pada 1971 akibat personel andalan mereka, Soman Loebis ditarik oleh Iyek (Ahmad Albar) ke God Bless. Bubarnya kelompok ini tidak membuat hasrat Benny bermusik surut, tetapi justeru memicunya untuk membuat grup baru bernama Giant Step, dengan membawa seorang personel eks Shark Move, yaitu Sammy Zakaria pada 1971.

Ada pun formasi pertama Giant Step adalah Benny Soebardja (gitar), Deddy Stanzah (bass), Sammy Zakaria (drum), dan Jocky Soerjoprayogo (keyboard). Di awal kariernya, Giant Step lebih banyak membawakan lagu-lagu milik Emerson Lake and Palmer (ELP). Ketika Giant Step berusaha eksis dengan formasi perdananya, tak dinyana, Sammy Zakaria keluar, tetapi kemudian digantikan oleh Janto.

Dengan formasi barunya, Giant Step masih membawakan lagu-lagu milik orang, tetapi tidak Emerson Lake and Palmer saja, melainkan mulai merambah membawakan tembang-tembang Deep Purple.

Pada 1973, Giant Step memulai era bermusiknya dengan menampilkan double guitarist dengan masuknya Albert Warnerin. Formasi Giant Step ternyata tidak hanya menambah pemain gitar, tetapi juga kembali terjadi perubahan personel menyusul hengkangnya Deddy Stanzah yang digantikan oleh Adhy Sibolangit dan masuknya Deddy Dorres menggantikan posisi Jocky Soerjoprayogo yang keluar membentuk Ogle Eyes bergabung dengan Sammy Zakaria dan Micky Jaguar.

Dengan formasi ketiga ini, Giant Step mulai aktif menciptakan lagu dan konser-konser di berbagai kota. Album pertama mereka dirilis pada 1975 dengan judul Mark-1 di bawah label Lucky Record. Lewat album perdananya, Giant Step mampu mengukuhkan namanya menjadi salah satu supergroup band Indonesia yang membawakan lagu-lagu rock dengan karakter khusus.

Bersama Giant Step, Benny Soebardja cukup produktif menghasilkan album. Album-album sesudah Mark-1 secara bergantian dirilis, yaitu Giant on The Move (SM Recording), Kukuh Nan Teguh (Nova Recording), Persada Tercinta (Giant Step Volume I, Irama Tara), Tinombala (Giant Step Vol II, Irama Tara), dan Giant Step Volume III (Irama Tara).

Tak pernah surut
Sejarah membuktikan dalam perjalanan bermusik Benny Soebardja bersama grup band yang telah dibentuknya, di mana pergantian personel acapkali terjadi, Benny tidak pernah tergantikan. Hal ini cukup membuktikan konsistensi Benny bermusik. Perannya dalam grup yang disinggahinya pun sangat besar.

Di balik album-album bersama Giant Step, ia sempat sesaat bergabung dengan grup Fantastique bersama Chossy Pratama, J Sarwono, Deddy Dores, dan B Hariadi. Di grup ini, Benny hanya terlibat dalam album keduanya berjudul Hidup Seniman. Selepas album ini Benny Soebardja kembali ke Giant Step.

Di sela-sela aktivitas Giant Step, Benny mengekspresikan energi musiknya yang berlebihan melalui album solo yang dihasilkannya, yaitu Give Me A Piece of Gut Rock (SM Recording), Night Train (SM Recording), Setitik Harapan (Duba Recording), dan Lestari (Paragon Recording). Sebuah proyek yang melibatkan grup Lizard menghasilkan album My Life (BB Record). Dalam album ini tiga buah lagu milik Shark Move pun dijadikan andalan yaitu My Life, Butterfly, dan Evil War. Di samping itu, Benny membantu album solo Deddy Dores dengan menyertakan lagu miliknya.

Kiprah Benny Soebardja di dunia rekaman berakhir di album Giant Step berjudul Geregetan pada 1985. Namun, tak diduga pada 2006 lalu, jiwa bermusiknya kembali bangkit dan dia bersiap-siap kembali meramaikan musik Indonesia. Awal September 2006, dunia rekaman sudah dimasukinya dengan menyanyikan sebuah lagu yang diciptakan anaknya, Rama Nalendra, bertajuk Hitam Putih.

Lagu yang dibawakan dengan format duet ini rencananya akan menjadi bagian dari album perdana Idealego, band bentukan Rama yang akan dirilis tahun depan. Selain itu, Benny Soebardja pun siap kembali menggelar sebuah pertunjukan. Mendengar kabar tersebut, beberapa musisi yang menjadi kawan baiknya, baik seangkatannya maupun musisi sekarang, telah menyatakan siap mendukung sebagai performer dalam pertunjukannya nanti.

Kita sambut saja kehadirannya di kancah musik tanah air. Welcome back my friend to the show that never end.

DISKOGRAFI
Grup
1.The Peels, 1967 - The Peels By Public Demand in Singapore, Gamada Rec.
2.The Peels, 1968 - Selamat Tinggal Singapura (Mini Album), Gamada Rec.
3.Shark Move, 1970 - Shark Move, SM Rec.
4.Fantastique Group, 1976 - Hidup Seniman-Vol.2 (Purnama Record)
5.Giant Step, 1975 - Giant Step Mark I, Lucky Rec.
6.Giant Step, 1976 - Giant on The Move, SM Rec.
7.Giant Step, 1977 - Kukuh Nan Teguh, Nova Rec.
8.Giant Step, 1978 - Persada Tercinta, Irama Tara
9.Giant Step, 1979 - Tinombala, Irama Tara
10.Giant Step, 1980 - Volume III, Irama Tara
11.Giant Step, 1985 - Geregetan, JK Rec.

Solo
1.Give Me A Piece of Gut Rock, 1977 - SM Rec.
2.Nigh Train, 1978 - SM Rec.
3.Setitik Harapan, 1979 - Duba Rec.
4.Lestari, 1981 - Paragon Rec.

Proyek
1.My Life, 1975 - BB Rec. (Proyek Bersama Bhagu Ramchand + Lizard)
2.Deddy Dores + Benny Soebardja, 1978



Komentar :

ada 0 Komentar ke “Perlananan Musik Benny Soebardja”

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...